Pengertian Prototype
Definisi umum dari prototype adalah sebuah skema rancangan sistem yang membentuk model dan standar ukuran atau skalabilitas yang akan dikerjakan nantinya. Setiap pengembang maupun pengguna dapat berinteraksi langsung dengan model tersebut tanpa harus membuat produk nyatanya.
Sistem prototipe yang dibangun, menyesuaikan dengan kebutuhan awal development software untuk mengetahui beberapa fitur dan fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya. Sehingga mampu mengetahui kesalahan lebih awal sebelum mengimplementasikan dan merilis produk secara keseluruhan.
Tujuan Penggunaan Prototype
Lantas, apa tujuan sebenarnya dari pembuatan sebuah prototype? Tujuan utamanya adalah supaya produk yang akan dirilis sesuai dengan permintaan user atau pasar. Sehingga, peran dari prototipe sendiri adalah menjadi penghubung antara produsen dan konsumen untuk dapat mewujudkan produk berupa perangkat lunak yang sesuai dan tepat guna.
Selain itu, dengan adanya prototipe sendiri mampu menghemat biaya produksi dan tidak memerlukan proses “trial and error”. Sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan beban biaya yang harus dikeluarkan oleh tim developer.
Jenis – Jenis Prototipe pada UX Design
Prototipe sendiri sangat erat kaitannya dengan penyusunan UX Design. Dimana model akhir dari pengembangan UX (User Experience) adalah sebuah prototype. Berikut merupakan beberapa jenis dari model prototipe berdasarkan UX Design.
Sketch atau sketsa merupakan gambar yang dapat dibuat dengan menggunakan pensil atau bantuan alat tulis lain dalam sebuah kertas, tanpa membutuhkan biaya yang mahal. Mayoritas, sketch digunakan untuk tahap pembuatan desain awal untuk perancangan suatu produk.
Sketsa sendiri berfungsi untuk mengetahui beberapa kelemahan dari desain yang dapat menimbulkan permasalahan dari sisi pengalaman bagi pengguna. Sketch juga termasuk ke dalam contoh prototipe low – fidelity. Yang mana, desainer dapat merekayasa ulang proyek desain secara cepat dengan biaya yang lebih murah.
Wireframe merupakan konsep yang berpusat pada penyusunan tata letak desain, dan di dalamnya terdapat unsur elemen berupa konten. Sebagian besar model wireframe menggunakan skala berwarna abu – abu dan hitam.
Jenis ini juga termasuk ke dalam low – fidelity, dimana pembuatan sketsa dapat dilakukan dengan bantuan tool seperti Whimsical, Balsamiq, Figma, dan lainnya. Proses wireframing sendiri tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga tim desainer pada umumnya menerapkannya untuk kebutuhan proyek yang ringan.
Jenis yang terakhir adalah mockup, yaitu desain yang sepenuhnya dibuat berdasarkan kombinasi warna, tata letak, tipografi, dan konten di dalamnya. Mockup sendiri dapat merepresentasikan produk akhir secara lebih jelas dan tampak nyata.
Mockup juga termasuk ke dalam high – fidelity, dimana proses pembuatan akan memakan waktu lebih lama daripada kedua jenis sebelumnya. Namun, hasil yang diperoleh lebih spesifik untuk dapat memberikan contoh produk yang mendekati kebutuhan dari user.
Metode Prototyping
Selanjutnya, anda juga harus mengenal tahapan dari metode prototyping yang dilakukan oleh tim desainer.
- Melakukan pengumpulan informasi dan observasi awal
- Membuat prototype berdasarkan hasil analisa yang diperoleh
- Melaksanakan proses evaluasi terhadap prototipe yang berhasil dibuat
- Melakukan pengujian (testing) terhadap produk prototype yang telah dibuat
- Melaksanakan pengujian ulang terhadap sistem sebelum masuk pada perilisan prototipe
- Mengujicobakan sistem prototyping kepada user dan stakeholders terkait
Contoh Prototype
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari pembuatan sistem prototype dalam membangun produk aplikasi.
Merupakan contoh desain yang dibuat dengan bantuan media kertas dan alat tulis seperti pensil atau bolpoin secara sederhana. Hasil akhir dari desain produk tersebut mampu memberikan beberapa opsi terkait kekurangan dari sisi tampilan maupun fungsionalitas produk.
Contoh yang kedua, pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan desain. Namun, tampilan yang diberikan masih berupa sketsa dengan dominan warna hitam atau abu – abu saja. Namun sudah dapat memberikan gambaran terkait jalannya proses interaksi melalui beberapa elemen yang ditampilkan.
Untuk contoh yang terakhir, merupakan desain dengan tampilan visual yang lebih kompleks dan dapat merepresentasikan produk dari sisi UI dengan memadukan pengalaman pengguna yang lebih nyaman dan baik.
Manfaat yang Diperoleh
Banyak sekali manfaat dan keuntungan yang mampu diperoleh dari pemanfaatan sistem prototyping, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Mampu Mengetahui Kebutuhan Pengguna Lebih Awal
Manfaat yang pertama, dengan penerapan prototipe maka tim pengembang dan desainer mampu mengetahui apa saja prioritas kebutuhan dari user agar menciptakan produk yang lebih sesuai. Sehingga proses pengembangan lebih cepat dan dapat menyesuaikan deadline yang diberikan oleh klien.
- Dapat Menghemat Biaya Pengembangan Produk
Keuntungan yang kedua, mampu menghemat dan mengurangi biaya pengembangan seminimal mungkin. Sehingga, alokasi pendanaan dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain.
- Mendapatkan Gambaran secara Lebih Konkret
Manfaat yang terakhir, dengan adanya prototype maka dapat memberikan gambaran yang lebih nyata dan konkret dengan membuat tampilan sketsa baik secara low ataupun high fidelity.
Hasil Design Protoype Wlijo Page Home
Design prototype saya pada halaman home ini didominasi warna hijau, yang dimana warna hijau lebih menggambarkan tentang sayur mayur. Fitur pada bagian navbar atas berisikan button About, Jadi mitra, Cara kerja Wlijo, Blog, Daftar dan Login. Pada navbar selanjutnya terdapat Logo, Pencarian produk, Lokasi pengiriman, Keranjang dan Profil. Dibawahnya terdapat banner Wlijo yang dapat bergeser otomatis atau bisa juga digeser manual dan bagian bawah selanjutnya berisikan Kategori produk. Pada bagian paling bawah terdapat produk yang sedang Promo dan disertai button Beli.
Kesimpulan
- Prototype merupakan proses perancangan sistem tampilan desain yang dibuat sebagai contoh untuk mengembangkan produk sebagai gambaran bagi pengguna secara langsung.
- Jenis yang dapat disajikan adalah sketch, wireframe, dan mockup. Dimana setiap bentuk desain tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing.
- Lebih bijaklah dalam membuat sebuah prototyping dengan menyesuaikan kompleksitas proyek dan lama waktu yang diberikan oleh customer.
Referensi :
https://sekawanstudio.com/apa-itu-prototype/
Komentar
Posting Komentar