Pada gambar diatas merupakan ilustrasi yang dapat membantu pemahaman kalian bagaimana model komunikasi antara server dengan client dan protokol RFC yang terkait dengan komunikasi data tersebut.
Nah RFC atau kepanjangan dari Request For Comments itu serial dokumen protokol standar yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga internasional dibawah naungan Intenet Society (ISOC). Sampai saat ini, ISOC itu sendiri masih dibawah koordinasi World Wide Web Consortium (W3C). Dimana W3C itu sendiri, sampai artikel ini saya tulis masih dikepalai oleh Tim Berners-Lee, sang penemu www itu sendiri.
Dokumen pertama kali yang ditulis oleh tim penyunting RFC tercatat mulai tahun 1968. Dan dari tahun 1968 itu dokumen RFC terus bertambah sampai sekarang. Jumlah dokumen RFC sejak tahun 1968 sampai tahun 2020 tercatat sudah mencapai angka 8.715 dokumen. Delapan ribu dokumen protokol standar inilah yang akhirnya dipatuhi oleh berbagai macam kalangan, terutama pengembang aplikasi world wide web dan aplikasi yang berjalan diatas protokol internet lainnya.
Muncul pertanyaan. Kalau kita mau mengembangkan aplikasi web, apakah kita harus memahami semua dokumen RFC yang berjumlah 8.715 itu? Ya tentu saja tidak. Untuk bisa mengembangkan aplikasi web, maka kita hanya perlu memahami dam mampu mengimplementasikan setidaknya 4 standar RFC saja, yaitu :
- RFC 2068 yang membahas tentang standar Hyper Text Transfer Protocol version 1.1. Didalam RFC ini, ada bagian khusus yang membahas tentang format data permintaan (request) yaitu pada section 5. Sedangkan section 6 membahas tentang format data status yang dikirim (response status) dari server (httpd) ke client (browser)
- RFC 1928 yang membahas tentang komunikasi data dengan memanfaatkan socket
- RFC 1738 yang membahasa tentang penentuan alamat jaringan (Domain Name), nama berkas (file) dan data yang dikemas dengan istilah Uniform Resource Locator atau disingkat URL.
- RFC 1866 yang membahas tentang format dokumen yang dikirim dari server ke client. Dimana format dokumen ini menggunakan protokol standar Hyper Text Markup Language atau disingkay (HTML).
python -V
Jika Python sudah terinstall maka akan muncul tulisan versi Python. Berikut ini contohnya :
Silahkan buat folder dan file dengan nama-nama seperti gambar dibawah ini. Saya tidak akan membahas bagaimana membuat file HTML dan CSS seperti yang berada di folder htdocs ya. Karena file-file HTML dan CSS ini sudah saya bahas di artikel yang terpisah. Disini saya akan fokus untuk membahas implementasi algoritma web server menggunakan bahasa pemrograman python. Jadi nanti yang akan saya sajikan adalah bagaimana membuat program webserver.py berdasarkan algoritma.
Source code selengkapnya dari algoritma, terlihat seperti gambar berikut ini.
- import socket
- import os
- import mimetypes
- def tcp_server():
- SERVER_HOST = '127.0.0.1'
- SERVER_PORT = 8080
- server_socket = socket.socket(socket.AF_INET, socket.SOCK_STREAM)
- server_socket.setsockopt(socket.SOL_SOCKET, socket.SO_REUSEADDR, 1)
- server_socket.bind((SERVER_HOST, SERVER_PORT))
- server_socket.listen()
- print('Listen on http://127.0.0.1:8080')
- while
True:
- client_connection, client_address =
server_socket.accept()
- #request
- request = client_connection.recv(1024).decode()
- #handle request
- response = handle_request(request)
- #response
- client_connection.sendall(response)
- client_connection.close()
- server_socket.close()
- def
handle_request(request):
- request_message = str(request).split("\r\n")
- request_line = request_message[0]
- words
= request_line.split()
- method
= words[0]
- uri =
words[1].strip("/")
- http_version = words[2]
- if(uri
== ''):
- uri = 'index.html'
- if(method
== 'GET'):
- response = handle_get(uri, http_version)
- return
response
- def handle_get(uri,
http_version):
- uri =
"htdocs/%s"%(uri)
- if
os.path.exists(uri) and not os.path.isdir(uri):
- response_line = b''.join([http_version.encode(),
b'200', b'OK'])
- content_type = mimetypes.guess_type(uri)[0] or
'text/html'
- entity_header = b''.join([b'Content-type: ',
content_type.encode()])
- file = open(uri, 'rb')
- message_body = file.read()
- file.close()
- else :
- response_line = b''.join([http_version.encode(),
b'404', b'Not Found'])
- entity_header = b'Content-Type: text/html'
- message_body = b'<h1>404 Not Found</h1>'
- crlf =
b'\r\n'
- response =
b''.join([response_line, crlf, entity_header, crlf, crlf, message_body])
- return
response
- if __name__ == "__main__":
- tcp_server()
Kalau program webserver itu dijalankan, maka pada terminal akan muncul tampilan seperti ini
Coba sekarang buka browser anda, kemudian pada browser ketikkan alamat URL : http://127.0.0.1:8080 atau http://localhost:8080 maka seharusnya pada browaer anda akan tampil seperti ini.
Oke, sampai dengan pembahasan metode GET (handle GET) seperti ilustrasi diatas, maka kita sudah bisa menangani website statis. Artinya website statis ini model arus informasinya hanya satu arah yaitu informasi dari server ke client saja. Disini pengguna (user) hanya bisa menerima data, tanpa bisa melakukan interaksi lebih jauh lagi. Contoh interaksi yang dimaksud misalnya pengguna (user) mengirimkan data nama pengguna, password, dan data-data lainnya. Pada bagian selanjutnya, akan saya bahas mengenai implementasi method POST, PUT, DELETE dsb.
Komentar
Posting Komentar